Friday, May 15, 2009

Karya Mepepada Di Pura Pemaksan Kesimpar Kaler

Kamis 28 September 2008 jam 10.20 hingga jan 11.30 wita, sehari sebelum puncak Karya Ngeteg Linggih di Pura Pemaksan Kesimpar Kaler Abang Karangasem, diselenggarakan upacara Mapepada. Pelaksanaan upacara Mapepada ini meliputi pemujaan oleh Sulinggih, murwa daksina wewalungan dan malepas prani (nuwek) wewalungan dengan menggunakan wewalungan (binatang) se ekor kerbau, se ekor sapi, kambing, asu bang bungkem, angsa, bebek, ayam dan lain sebagainya. Upacara Mapepada yang dilakukan ini merupakan mepepade yang ke dua. Yang pertama berkaitan dengan upakara resigana, balik sumpah dan wisuda bumi. Dan yang sekarang berkaitan dengan Ngenteg Linggih. Upakara mepepade ini dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Gianyar dari Griya Kawan Budakeling, Bebandem, Karangasem. Pelaksanaan Mapepada ini dilaksanakan oleh seluruh pengempon Pura Pemaksan Kesimpar Kaler.

Usai upacara Mapepada, di natar jeroan Pura dilakukan ritual membuat Bagia Pulakerti diawali oleh Ida Pedande dan Ida Wayan Gangga dari Geria Kawan Culik (nasarin bagia) kemudian dilanjutkan oleh pangayah-pengayah tukang banten. Bagia Pulakerthi adalah sarana upakara berbentuk gunungan ditampung dalam satu wadah (bakul) besar berisi berbagai jenis hasil bumi dan unsur alam, antara lain pala gembal, pala gantung, pala rambat, dan pala bungkah, 9 jenis buah kelapa yang melambangkan pangider bhuwana (8 arah penjuru angin dan 1 di tengah) serta unsur-unsur flora lainnya yang mewakili unsur-unsur alam.
Bagia Pulakerthi dibuat 2 buah melambangkan purusa-pradhana atau laki-perempuan sebagai representasi unsur kelahiran dan kesuburan. Pada saat Panyineban nanti (akhir rangkaian upacara 11 Nopember 2009/Anggara Menail) upakara Bagia Pulakerthi ini akan di-pendem (ditanam di natar pura sebagai simbol pelestarian dan pengembalian unsur-unsur alam sebagai sumber kehidupan bumi.

No comments:

Post a Comment